Seorang gadis usia 17 tahun yang sudah mengijak keremajaan, yg
seharusnya bisa lebih mengerti akan baik buruknya hidup dan senang
sedihnya keadaan yg akan terus menghampirinya disetiap bertambahnya
umur. Permasalahan yg akan terus menghampirinya tak henti-henti sehingga
mengajarkan arti sebuah kesabaran dan perjuangan akan hidup ini. Sebut
saja dia Naliya Pandu Herdiawan, sosok gadis yg keceriaannya melebihi
siapapun terlihat polos di usia keremajaan ini dan bahkan dia adalah
seorang gadis yg memiliki kepercayaan lebih akan sebuah cita-cita dan
harapannya. Akan tetapi, semua berubah ketika ia menemukan titik
lemahnya. Mengapa? Dan apa yg terjadi? Semua terjadi begitu saja, ketika
sosok sahabatnya pergi begitu saja dengan kenangan yg membekas penuh
hara di hidupnya. Keceriaan dan keyakinan Naliya kini berubah derastis
menjadi Kesedihan dan keputus asaan. Sosok sahabatnya adalah titik
kelemahannya selama ini, tak ada yg bisa mengihibur naliya saat itu. Ia
terus terpuruk dengan rasa dukanya berbulan-bulan merasa menyesal akan
waktu. Alasann ia menyesal karena ia belum bisa membalas semua kebaikan
sosok sahabatnya yg berusaha membuatnya tersenyum bahagia setiap
permasalahan yg selalu datang dihidupnya hingga mengorbankan banyak
waktu hanya untuk membuat Naliya tidak terbebani. Dia adalah Muhammad
Saelapi Kusuma, seorang laki-laki sebaya dengan Naliya yg selalu
menganggap Naliya sebagai permaisuri dihidupnya akan tetapi Naliya tidak
pernah menyadari semuanya, Naliya sibuk dgn dunianya sehingga waktu
terus berputar dan saelapi pergi meninggalkan Naliya dengan kata
terakhir " Aku mencitaimu, dan cinta aku ke kamu bakal abadi di
syurganya allah nanti " ia pergi dan taakan pernah kembali lagi.
Singkat cerita, 5 bulan berlalu setelah kepergian sahabatnya. Hidup
Naliya pun lebih rumit dari sebelumnya, tangisan terus mengalir
disetiap permasalahan yang datang tak kunjung henti, Naliya berusaha
tegar namun apa yg bisa ia lakukan? Menceritakan permasalahan yg sedang
ia hadapi ke orang lain pun naliya tetap saja merasa terbebani karena
tak ada yg bisa menghiburnya seperti dulu. Tangis, duka, dan rasa sakit
hati terus menumpuk dibenaknya bagaikan tumpukan sampah yg tak ada
harganya hanya menunggu datangnya truk sampah saja. Ia mengeluh kepada
tuhan " Ya tuhan, kenapa kau ambil sahabatku? Kenapa tidak kau ambil
saja aku. Aku yg begitu jahat. Kenapa kau ambil sahabatku yg baik
tuhaaaaan. Ambil nyawaku dan kembalikan sahabatk biarkan dia hidup
tuhaaaaaan " katanya dengan penuh rasa kekecewaan dan penuh harap.
Keesokan harinya semuanya terlihat agak membaik, Naliya menjalankan
aktivitas seperti biasa disekolah dan kembali ceria walaupun beban
masih tersimpan didalam lubuk hatinya. Sebenarnya banyak sekali orang yg
sangat menyayangi ia, hanya saja ia terlalu menutupi dirinya dengan
cara memendam semua permasalahan dan bahkan tidak terlalu peduli dgn
lingkungan sekitar. Pada suatu hari ia kembali membukakan pintu hatinya
lagi, walaupun masih belum terlalu lebar hanya saja ia berusaha ingin
mengembalikan keadaan seperti semula. Ia terus membukakan namun tak ada
satupun laki-laki yg mampu mengembalikan keadaan seperti sebelumnya.
Naliya sudah putus asa, baiknya ia akan menutup pintu hatinya kembali
Namun tak lama kemudia ada sosok-sosok laki-laki yg membuatnya merasa
nyaman dan Naliya berusaha memberikan kesempatan untuk meyakinkan
semuanya. Sosok laki-laki itu bernama Delin Bagja Saputra, cowok humoris
yg bisa membuat Naliya tersenyum lagi walaupun tak sepenuhnya bisa
membukakan pintu hatinya. Naliya tak pernah seyakin ini, ia terus
berusaha membukakan pintu hatinya semakin lebar dan lebar hingga
akhirnya mereka memasuki ruang cinta bersama-sama. Seketika titik jenuh
Naliya mulai menghilang dan permasalahan semakin menipis tak kunjung
datang. Naliya bersyukur mungkin ini jawaban tuhan. Sosok delin bagi
hidupnya sudah cukup membuatnya bahagia dan delin selalu memberikan
nasihat tentang apa yg harus ia jauhi dan ia dekati, maklum saja diusia
naliya yg sudah menginjak keremajaan ia masih terlihat polos dan masih
banyak hal yg harus ia ketahui dgn bimbingan seseorang yg mengerti akan
kepolosannya.
Semakin hari hubungan mereka terlihat baik, walaupun terkadang ada
rasa jengkel, kesal, dan cemburu. Ya wajar saja, tanpa itu cinta takkan
sindah kelihatannya. Mereka terlihat bahagia karena sifat humoris delin
yg selalu membuat Naliya tidak merasa kesepian sehingga Naliya merasa
nyaman yg berlebihan. Dan naliya kembali terbuka kepada sosok delin ini,
dia banyak menceritakan banyak hal tentang apa yg terjadi disetiap
harinya dan senangnya delin selalu mendengarkan kisah-kisahnya. 2 bulan
sudah berlalu, banyak kenangan yg sudah terlewati bersama kekasihnya itu
dari Nonton film " Hujan " di Hotel sindu, cicurug jawa barat. Dan
Hunting Di Lido, lakes bersama kedua saudara kekasihnya itu, dinner
bersama-sama di resort Mie Ayam Ijo khas jawabarat, dan Hiking ke air
terjun Javanasva cicurug jawabarat. Banyak hal yg membuatnya lebih
melupakan semua beban yg dialaminya ini, Naliya terlihat lebih ceria
kembali namun keyakinannya belum pulih karena keteraumaannya dimasalalu.
3 bulan berlalu, Naliya semakin peduli dengan kehadiran sosok
laki-laki ini. Naliya semakin mencintai kekasihnya, begitupun delin.
Namun, mungkin rasa sayang Naliya tak sebanyak rasa sayang kekasihnya
itu. Saat itu Naliya merasa jenuh dgn sikap kekasihnya yg selalu
menyibukan diri dengan teman-temannya, wajar saja delin adalah seorang
mahasiswa yg sudah memasuki Semester 3 pada saat itu pasti akan ada
banyak kesibukan yg pada akhirnya akan mengurangi perhatian yg biasanya
lebih kepada naliya. Pada saat itu naliya marah, ia mengeluh akan
perubahan yg dialami kekasihnya itu sambil berkata " kamu gapernah ada
waktu lagi buat aku, biasanya kamu suka perhatiin aku lebih " kata
naliya dengan wajah juteknya.
" Sayang, bukan begitu. Kamu tau kan aku sibuk sama kegiatan kuliah
aku. Dan bahkan kamu tau sendiri aku suka bareng sama temen-temen dan
jarang banget pegang handpone " katanya meyakinkan lebih kepada naliya
sambil memegang kedua tangan naliya dan menatap kedua bola matanya.
" Tapi kamu bisakan kabari aku, kasih tau aku kalo kamu sibuk ataupun apa " ujarnya sedikit menggerutu.
" Iya aku tau, semua karena keadaan dan waktu. Kita jadi kaya gini,
tp percaya aku gapernah main sama siapapun. Dikampus aku main sama cowo
kok " delin terus meyakinkan naliya agar naliya lebih yakin lg.
" Tapi.. Ak..u..uuu " sedikit gugup, dan terpotong. Lalu delin menegaskan ulang kembali.
" Iya sekali lagi aku minta maaf, udah ya jangan terlalu dipikirin.
Kalo ada apa-apa cerita yahhh jangan dipendem, jadi kita selesain semua
permasalahn yg kita lg hadepin secara baik-baik. Aku sayang kamu " ucap
delin sambil menggengam erat tangannya dan mencium tangan naliya dengan
penuh rasa sayangnya.
Delin menepati janjinya, dia sering memberi kabar dikesibukannya
walaupun terkadang ia kembali menyibukan dirinya lagi. Namun, naliya
lebih mewajarinya. Cinta yg membuatnya yakin akan semuanya. Delin banyak
mengajarkan arti keterbiasaan dan keyakinan. Kini naliya lebih mewajari
keseharian kekasihnya itu dan yakin akan semuanya bahwa taakan ada lagi
luka dan jatuh untuk yg keduakalinya dilubang yg sama.
Hari demi hari pun berlalu, dan kini permasalahan yg dihadapi naliya
mulai berdatangan lagi semakin banyak dan banyak. Dikesibukan
kekasihnya ini naliya tidak bisa menceritakan apa yg sedang ia alami,
naliya pun bersikap diri untuk memendam semuanya. Namun, delin merasa
bingung dgn berubahnya sikap naliya semakin hari. Bahkan banyak kejadian
aneh yg dialami naliya, kekasihnya pun memberanika diri menanyakan
semuanya kedapa naliya " Kamu kenapa sekarang berubah? " Ujar delin
menegaskan semua rasa penasarannya.
" Engga aku gapapa " ucapnya dgn penuh keraguan.
" Engga.. Engga apa? Jujur kamu kenapa? Aku ngerasa kamu berubah.
Kamu inget ga prinsip kita, katanya harus terbuka kan. Tp knp km engga
terbuka " kekasihnya lebih menegaskan ucapannya kepada naliya.
" Hmmmm.. Iya, jadi gini. Sebenernya banyak hal yg bikin aku sedih.
Aku mau cerita sama kamu, tp kamu lagi sibuk jd aku takut ganggu kamu.
Maaf ya? " Kata naliya dengan penuh rasa takut sambil menunduk dihadapan
kekasihnya itu. Semenjak kejadian itu, delin lebih sering menanyakan
banyak hal tentang keseharian naliya. Bahkan dari hal yg tidak penting
pun delin selalu menanyakannya. Namun naliya masih tetap saja memendam
apa yg dirasakannya, tidak pernah mau menceritakan apa yg terjadi kepada
kekasihnya sebelum kekasihnya memaksa ataupun menanyakan apa yg
terjadi. Ntah apa yg membuat naliya kembali terdiam seperti ini. Bahkan
kekasihnya pun tidak mengetahuinya, tapi dengan penuh rasa sabar delin
terus menunggu jawaban apa yg terjadi dengan naliya ini.
Hari itu adalah mensive ke 4 bulan hubungan mereka, dan anehnya
naliya tidak mengucapkan kata mensive kepada kekasihnya pada hari itu.
Delin terus memancing setiap ucapannya kepada naliya agar naliya peka
akan hari itu. Namun, tetap saja naliya menghiraukannya. Lalu dengan
rasa sedihnya delin memberanikan diri untuk bertanya " kamu lupa ya hari
ini kita mensive ke 4 bulan "
Naliya menjawab " engga kok, aku inget. Dr kemarin juga aku inget "
" Bohong, kalo aku engga ngingetin mungkin kamu gabakaln inget hari
ini kita mensive yah " ucapnya sedikit merasa kecewa dan sedih akan
perlakuan sikap naliya yg semakin berubah.
" Engga kok. Semoga aja di 4 bulan ini km makin sayang sama aku yah.
Danpercaya aku bakalan tetep sayang sama kamu kok " naliya menjawab
dengan penuh kahati-hatian sambil menyembunyikan hal sesuatu kepada
kekasihnya ini. Delin merasa kebingungan akan perbadaan yg dialami
naliya, tidak seperti biasanya naliya bersikap seperti acuh tak acuh.
Namun semua tak berjalan lama, kebohongan mulai terungkap satu persatu.
Naliya banyak menyembunyikan hal tentang dirinya yg memiliki fisik yg
lemah. Naliya sering mengalami rasa kesakitan, setiap harinya dia
menyembunyikan semuanya agar kekasihnya ini tak mengkhawatirkan
keadaannya. naliya melakukan ini karena ia sangat mencintai kekasihnya,
naliya tidak mau membenani siapapun termasuk kekasihnya. Dengan cara
ini, naliya mencintai kekasihnya diam-diam dengan sikap acuh agar
kekasihnya tidak terlalu mencintainya lebih karena ia takut memiliki
penyesalan yg amat dalam seperti saat bersama sahabatnya itu. Hari ke
hari naliya mulai terbuka lagi kepada kekasihnya ini, setiap dia merasa
sakit dia memberi tau kekasihnya sehingga delin sering memeberikan
banyak semangat kepada naliya walaupun nyatanya ia merasa sedih melihat
naliya yg memang kelihatan kurang sehat. Naliya berusaha tegar dan
tersenyum lebar dihadapan kekasihnya, ia terlihat seperti malaikat tanpa
sayap yg selalu membutuhkan bantuan saat ia ingin berjalan. Dan
sayapnya selama ini adalah sosok kekasihnya yaitu delin, baginya kini
delin adalah sosok sahabat yg pernah hilang dan kembali menjadi sosok
kekasih. Pernah sesekali delin marah akan sikap naliya yg sering
mengingat sahabatnya yg sudah pergi dengan menegur seperti ini " delin
tau, delin itu bukan saelapi. Delin cuma pacar kamu aja. Tp aku pengen
jadi pendengar curhatan kamu, pengen dianggep, dan pengen selalu ada
buat kamu. Maaf bukan maksud aku nyuruh buat ngelupain sahabat km itu,
tp km boleh kangen sama dia, aku percaya kalo dia masih ada pasti dia
selalu ada buat kamu. Jadi sekarang lebih baik km doain dia jgb berharap
bisa bersandar dipundak dia lagi. Disini ada aku walaupun aku gapernah
selalu ada buat kamu aku peduli sama kamu " itulah perkataan yg diingat
naliya sampai saat ini ia bisa bangkit dari keterpurukan yg membuatnya
merasa sendiri, keyakinan yg dulunya hilang kini datang kembali dengan
semangat dan rasa kasih sayang dari kekasihnya ini.
" Bahagia itu sederhana " catatan naliya didalam buku hariannya.
Naliya menuliskan banyak peristiwa tentang apa yg terjadi
dikehidupannya. Dan bahkan ia merobek lembar demi lembar masalalunya
dengan catatan barunya. Terhenti catatannya saat ia menulis sebuah
cerita seperti ini.
“ Dear god! Terimakasih tuhan telah menitipkan surat kasih dari
sahabatku. Mengirimkan satu kebahagian yang cukup membuatku tersenyum
lebar. Bahagiakah sahabatku disana? Dan disini akupun ikut bahagia
bersama titipannya ini. Kado teristimewah dan doa yg selalu dijanjikan
kini benar-benar hadir walaupun tak sepenuhnya indah. Aku berharap tuhan
tau, disini hanya satu yg aku inginkan. Jangan biarkan salah satu
diantara kita ada yg pergi. I want to be with you. Pliese aku ingin
bersamanya dan bersamanya. Semoga tuhan mendengarkannya terimakasih
tuhan. Salamku untuk sahabatku “
Kesekian kalinya naliya terus berusaha sabar menghadapi setiap
cobaan yg dialaminya. Melupakan sejenak tentang masalalunya dan bahkan
menjalani hari-harinya seperti biasanya. Bersama kekasihnya delin yg
sangat mensuport dan bahkan mengembalikan sebuah cita-cita dan harapan
gadis ini walaupun nyatanya gadis ini memiliki kondisi fisik yg berbeda
dengan orang lain. Kepedulian kekasihnya terlihat saat malam itu, dimana
saat itu naliya mengalami sesak nafas yg kurang stabil dan bahkan
kekasihnya ini merasa kebingungan apa yg harus ia lakukan. Naliya
meminta delin untuk mengantarkannya cepat-cepat pulang kerumah agar
tidak terlalu terlihat parah. Saat itu delin merasa cemas, delin
langsung mengantarkan naliya pulang dengan sebuah kendaran beroda dua
yaitu motor. Saat perjalanan menuju pulang delin terus menggemgam tangan
naliya dengan tangan sebelahnya sambil membawa motor, delin terus
berusaha menenangkan naliya dan hampir saja pada saat itu kendaran yg
sedang dikendarai delin hampir menambrak sebuah motor, namun baiknya
tidak terjadi apa-apa hanya saja sebuah kepanikan yg luar biasa. Naliya
merasakan betapa pedulinya kekasihnya itu sambil menyender di belakang
punggung kekasihnya. Sesampainya di depan rumah, delin menunggu dan
menunggu naliya sebelum naliya masuk kedalam rumah dia tidak akan
pulang. Naliya pun masuk dan delin pun beranjak dari halaman rumah
naliya. Itulah bahagia, cukup sederhana dan bahkan sesederhana mungkin.
Semenjak kejadian itu delin lebih berhati-hati saat mengajak main
naliya, delin lebih memperdulikan kekasihnya ini dan bahkan rasa sayang
delin semakin bertambah dan tidak mau merasakan kehilangan sosok naliya.
Kembali menjadi sosok dulu itu tak semudah apa yg ia bayangkan. Banyak
perjuangan dan bahkan tangis disini. Naliya berharap bahagia ini tidak
akan sirna, walaupun cepat sirna namun akan bersinar lagi.
Naliya terus mencoret setiap helai kertas demi kertas di catatannya
dengan menceritakan kepada sahabatnya tentang apa yg terjadi bersama
kekasih barunya yg sudah cukup lama ia kenal yaitu delin, dan naliya
terus terbuka menceritakan kisah-kisah hidupnya kepada kekasihnya.
Begitu mudah dan tak sulit. Dua orang laki-laki, sosok khayalan dan
sosok kenyataan. Mereka sangat berarti baginya terlebih kepada delin
kekasinya ini.
Catatan terakhir dibelakang buku harian naliya.
“I hope he does not go on and on with me until the time comes God is able to separate me and him“
Thankyou♥